728x90

KISAH SEKS KISAH CINTA SATU MALAM

KISAH SEKS KISAH CINTA SATU MALAM 


OvoQQ poker online terpercaya - malam itu aku hanya bisa tidur nyenyak 3 jam saja. Kulihat waktu masih menunjukkan pukul 3 pagi lebih sedikit. Usahaku yang kuat untuk kembali tidur tak membuahkan hasil. Kulihat Iswani masih tergeletak di dalam ranjang nyenyak di ranjangnya. Pikiranku berkecamuk soal pekerjaan yang akan kuhadapi sehari lagi dan sama sekali belum kusiapkan. Kuputuskan untuk bangun dan duduk di kursi di dalam kamar penginapan. Kupandangi meja disebelahku yang penuh dengan botol-botol aqua, berbagai makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yang tak ada isinya. Kupindahkan semua barang di atas meja keatas laci, lalu kubersihkan meja itu. Kemudia aku mengambil semua berkas dan mencatat tentang pekerjaanku dari dalam tas dan memasangkannya diatas meja. Kubaca satu file ini dan memilah-milahnya menjadi beberapa bagian. Bagian-bagian yang telah terpilah-pilah itu kubaca lagi dengan lebih teliti dan menguraikan isinya di dalam otakku sehingga terbentuklah suatu bahan informasi yang berhubungan dengan hubungan satu sama lain. Beberapa data yang masih kurang lengkap kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku. Kemungkinan-duga tidak kuperoleh data yang kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk dikeluarkan dikeluarkan dan ikut kucatat. Dengan meminta keamanan mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yang akan ditampilkan, langkah-langkah kerja yang akan kulakukan. Beberapa data yang masih kurang lengkap kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku. Kemungkinan-duga tidak kuperoleh data yang kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk dikeluarkan dikeluarkan dan ikut kucatat. Dengan meminta keamanan mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yang akan ditampilkan, langkah-langkah kerja yang akan kulakukan. Beberapa data yang masih kurang lengkap kelengkapan data kucatat dalam jurnal kerjaku. Kemungkinan-duga tidak kuperoleh data yang kuperlukan juga kucatat. Beberapa langkah alternatif untuk dikeluarkan dikeluarkan dan ikut kucatat. Dengan meminta keamanan mungkin berdasarkan data yang ada dan catatanku, aku mulai membuat rencana kerja. Setiap baris rencana yang akan ditampilkan, langkah-langkah kerja yang akan kulakukan.

Setiap hal penting yang muncul dari bayanganku kutulis dalam jurnal. Kubaca lagi rencana kerja yang telah selesai kucatat, lalu kurangkai hubungan setiap langkah rencana kerja dan kubuat skemanya. Seusai mengulang dan mengubahnya hingga cukup, kuhentikan kegiatanku tersebut. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 5.42 pagi. Konsentrasi tinggi serta posisi duduk dan letak meja di dalam penginapan yang sebenarnya tidak ideal untuk dipakai kerja membuat leher saya terasa pegal. Selesai mengemasi semua file dan catatan, kucoba dibuka dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung. Kukenakan jaketku dan keluar dari kamar mencari hawa segar. Di teras kamar aku melakukan peregangan selama beberapa menit. Kucoba berputar-putar di sekitar teras. Merasa bosan, kuambil rokokku yang selalu tersedia di saku jaket dan kusulut sebatang rokok. Setengah dari rokoknya telah selesai dikompilasi Iswani keluar dari pintu kamar dengan menggunakan kaos oblong besar dan celana pendek sebatas paha. "Sudah ngopi, Tok?", Tanyanya. Aku menggelengkan kepala saja dan diselesaikan merokok. “Tumben Tok tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku pernah melihatmu sibuk tapi masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja dari membantumu”, komentarnya. “Mbak sudah benar, jika Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah bingung”, kataku sambil menyelesaikan pekerjaan yang akan kuhadapi pulang. Aku menggelengkan kepala saja dan diselesaikan merokok. “Tumben Tok tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku pernah melihatmu sibuk tapi masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja dari membantumu”, komentarnya. “Mbak sudah benar, jika Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah bingung”, kataku sambil menyelesaikan pekerjaan yang akan kuhadapi pulang. Aku menggelengkan kepala saja dan diselesaikan merokok. “Tumben Tok tidurmu sebentar, bangunmu pagi sekali ya, aku pernah melihatmu sibuk tapi masih ngantuk jadi aku pilih tidur lagi aja dari membantumu”, komentarnya. “Mbak sudah benar, jika Mbak bangun dan membantuku, bisa-bisa tambah bingung”, kataku sambil menyelesaikan pekerjaan yang akan kuhadapi pulang.


“Mmm .. gitu ya, jangan harap aku mau membatumu lagi ya”, katanya dengan nada bergurau. “Ke kafetaria yuk”, ajakku dengan tak menghiraukan gurauannya. Beberapa tamu penginapan yang ada di kafetaria menoleh ke Arah Iswani kompilasi kami datang kafetaria penginapan. Pura-pura tidak tahu gelagat para pria yang sedang menaksirnya, Iswani mengajakku duduk di meja paling pojok. Aku masih cuek dengan keadaan sekelilingku tapi Iswani agak gelisah dan mengeluhkan ajakanku ke kafetaria. Setelah memesan sarapan, Iswani memulai pembicaraan, tetapi karena berpikir saya masih mengerjakan pekerjaan maka saya hanya berbicara sedikit. “Kenapa sih kamu Tok banyak kok diam? nggak seperti biasanya ”, tanya Iswani. “Nggak apa-apa Mbak, cuma mikir kerjaan pergi”, jawabku santai. “Buat apa dipikir sekarang, kan masih besok?”, Tanyanya lagi. "Daripada nggak ada yang kupikir", jawabku. “Kenapa nggak mikir aku saja?”, Tanyanya dengan senyum genit. “Rugi!”, Jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya. Sebuah cubitan langsung menancap di tangan kiriku. "Aduh Mbak, sakit!" Mungkin karena malu Iswani segera melepaskan cubitannya.
“Tadi malam tangan kiri, sekarang kanan, Mbak kok suka sekali nyubit sih!”, Keluhku. 
“Aku nggak rugi, kok”, jawabnya santai. “Enak saja, aku rugi Mbak, perusahaan tidak mengasuransikanku dari cubitan”, kataku serius.

Tak lama kemudian pesanan kami datang. “Tok, katamu kamu belum pernah punya pacar, benarkah?”, Tanyanya yang langsung kujawab dengan anggukan sambil melepaskan kopi panasku agar agak dingin. “Itu karena pikiranmu belum dewasa. Caramu berbicara dengan wanita asal saja tanpa pernah kamu membicarakan awalnya. Kamu tidak akan bisa membuat wanita senang dengan cara ngobrolmu yang seperti itu. ”, Nasihat Iswani menyetujui. “Lha terus kenapa Mbak mau nginap denganku padahal aku kan nggak ngajak”, tanyaku dengan suara berbisik. “Karena aku tahu kamu tipe pemuda gila kerja yang cuek dan jujur ​​bukan tipe playboy perayu. Aku suka pemuda seperti itu, cuman sering cuekmu sangat keterlaluan. Kamu sendiri kenapa mau? ”, Jawabnya yang menjawabnya dengan pertanyaan. “Mana bisa aku menolak dibawah pelanggaran cubitannya Mbak”, jawabku bergurau. “Uhh .. kamu nggak tidak pernah bisa diajak serius ”, keluhnya dengan muka masam. “Aku duarius Mbak, tidak lagi serius”, kataku ngotot yang hanya dibalas dengan senyumannya. “Mbak, pria yang duduk di sana ngelihatin Mbak terus, sepertinya naksir, mau kukenalkan Mbak”, kataku sambil menghabiskan roti bakarku. "Memangnya kamu sudah kenal, Tok?", Tanyanya. “Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yang masih panas dengan hati-hati. “Kamu jangan macam-macam, Tok!”, Ancamnya siap yang lagi menikmati rokok. "Memangnya kamu sudah kenal, Tok?", Tanyanya. “Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yang masih panas dengan hati-hati. “Kamu jangan macam-macam, Tok!”, Ancamnya siap yang lagi menikmati rokok. "Memangnya kamu sudah kenal, Tok?", Tanyanya. “Nanti setelah Mbak kukenalkan, ganti Mbak kenalkan saya”, jawabku sambil meneguk kopiku yang masih panas dengan hati-hati. “Kamu jangan macam-macam, Tok!”, Ancamnya siap yang lagi menikmati rokok.

“Tampangnya sih oke tapi pria suka itu cuma mau menangnya sendiri suka pakai suamiku yang pertama”, sambungnya. “Terus mengantar Mbak ke bus di Balikpapan, suami?”, Tanyaku halus. “Dia yang kedua, tapi aku juga cuma istri yang hadir, istri yang ada di Jakarta dan mungkin yang tahu tentang aku. Aku ke Banjarmasin ini juga karena dia mau keluar dan pulang di Jakarta ”, jawabnya pelan. “Kenapa Mbak mau dimadu?”, Tanyaku tambah penasaran. “Daripada hidup menjanda, jadi istri muda yang sering ditinggal suami saja seperti ini saja sudah susah payah jadi janda kembang”, jawabnya puas. “Eh Mbak, jangan kepala dulu, iya kalau kembang mawar atau melati, kalau kembang kamboja yang suka di makam-makam, bagaimana? Pasti yang tertarik adalah golongan hantu-hantu, hehehe .. ”, gurauku pulih raut muka sedihnya menjadi pulih. "Iya, terus akan kusuruh hantu-hantu itu nyubitin seluruh tubuhmu tidak tersisa", balasnya dengan senyum kemenangan. "Sudah Tok, ayo kembali ke kamar!", Ajaknya. Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Iswani yang lebih dekat dengan pintu kamar dibandingkan ranjangku. Sementara itu Iswani melepaskan pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya. “Melamun apa Tok”, tanya Iswani. Berusaha melintasi pikiranku kujawab seadanya, Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Iswani yang lebih dekat dengan pintu kamar dibandingkan ranjangku. Sementara itu Iswani melepaskan pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya. “Melamun apa Tok”, tanya Iswani. Berusaha melintasi pikiranku kujawab seadanya, Sesampai di kamar aku duduk termenung oleh pikiran pekerjaan diatas ranjang Iswani yang lebih dekat dengan pintu kamar dibandingkan ranjangku. Sementara itu Iswani melepaskan pakaiannya hingga tinggal ber-BH dan celana sambil mengambil handuk kering dari tasnya. “Melamun apa Tok”, tanya Iswani. Berusaha melintasi pikiranku kujawab seadanya,Prediksi Bola

“Ah nggak melamun kok, cuma membayangkan rasanya dicubit hantu seperti yang Mbak tadi bilang”. “Pingin tahu rasanya?”, Tanyanya sambil tersenyum dan menuju ke arahku. Duduk tepat didepan tangan Iswani sudah mulai merapat dengan tubuhku. Mengantisipasi cubitannya yang terluka, kedua berhasil kutangkap dengan cepat. “Mbak, jangan nyubit lagi Mbak, ampun Mbak ..”, katau meminta belas kasihannya. “Tidak Tok, ini pasti kamu suka, percaya deh ..”, katanya meyakinkan. Meskipun masih ragu tapi memegang tanganku sudah mengendor dan tangan Iswani telah mencapai bagian depan celanaku, usapan-usapannya yang halus atas permukaan celana terasa sampai permukaan kulit wanita. Raguku benar-benar hilang dan dipindahkan semakin bebas bergerak. Dengan mata terpejam kurasakan usapan berubah berubah menjadi remasan yang menghanyutkan dan membuat batang kemaluanku semakin teguh hingga tampak sangat menonjol. Dengan begitu merta ditarik celana pendek dan celana dalamku sekaligus melepaskan hembusan nafas beratnya yang makin menggebu. Iswani membungkukkan badan dan mendekatkan bibirnya pada ujung batang kontolku.

Kubelalakkan mataku kompilasi bibirnya benar-benar berhasil ujung batang kontolku. Ciuman basah berimbuh kuluman yang membantuku akhirnya membuatku mendesah, "Ah .. Mbak .. Mbak ..". Dalam hitungan menit aku menghitung kejutan kenikmatan. Seusai kesadaranku, berangsur pulih, tanganku segera, beraksi, membuka, BHnya, dan mengusap-usap kembalinya. Dengan membungkukkan badan kuraih kedua pantatnya yang masih dilindungi celana dalam, lalu kuremas dengan kedua tanganku. Merasa kerepotan membungkukkan badan, tubuhku kembali kuluruskan. Kemudian tempurung lutut kananku dengan sengaja kugesekkan pada selakangannya. Gesekkan tempurung lutut pada bagian depan celana membuktikan sangat merangsangnya untuk melepaskan kuluman pada ujung batang penjaraku. Sibuk mengimbangi gesekkan tempurung lutut, Iswani hanya memegang batang kendaliku saja. Karena tak sabar lagi menunggu untuk menikmati rangsangan yang lebih dari gesekkan tempurung kakiku pada daerah pertarungannya yang masih dibalut celana dalam, ia menegakkan kembali badannya. Dalam posisi berjongkok, ia berhasil melepaskan celana dalam. Saat celana yang dilepaskan sampai pada lutut, masih pada posisinya jongkok yang hampir tak berubah.

Aku segera membuat gerakan menyelam kebawah selundurnya, membalikkan tubuhku dan mendongkak keatas untuk menempelkan bibirku pada daerah yang mengandungnya. Kedua tanganku turut andil dengan segera menarik kedua pinggulnya agar liang kenikmatannya dapat segera kuterobos dengan juluran lidahku. Rupanya Iswani punya pikiran yang sama denganku. Kedua ditarik mulai ditarik kebelakang, selundurnya menindih mulutku, bibir dan lidahkupun semakin berproses diseluruh bagian kemenangannya. Posisi Iswani yang lebih tinggi dari tubuhku segera dimanfaatkannya untuk digunakan lagi dengan batang yang diselamatkan. Mengimbangi rangsangan yang kuberikan pada daerah pertarungannya, Iswani mengulum batang kemaluanku. Selama beberapa menit kami bersama saling memberi dan menerima rangsangan dengan aksi 69 seperti yang pernah kuingat dalam beberapa cerita temanku sebelumnya. Iswani menghentikan babak menarik dengan menarik, meletakkan terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemenanganku pada liang kenikmatannya. Tapi kali ini aku ingin bereksperimen. Kubaringkan badanku disebelah kirinya dan kuhadapkan tubuhku kearahnya. Kaki kirinya kuangkat sedikit dan kuletakkan di pinggulku jadi batang kemaluanku yang telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku mendorong maju-mundur yang semakin cepat. Kaki kirinya kuangkat sedikit dan kuletakkan di pinggulku jadi batang kemaluanku yang telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku mendorong maju-mundur yang semakin cepat. Kaki kirinya kuangkat sedikit dan kuletakkan di pinggulku jadi batang kemaluanku yang telah mengeras dapat masuk dengan posisi miring. Setelah agak nyaman, kuberi pinggulku mendorong maju-mundur yang semakin cepat.


Tangan kiriku yang bebas meremas kedua payudaranya berganti. Berbaring nyaman, tubuh Iswani mulai bergoyang seirama dengan gerakanku. Seiring dengan goyangan mengalir, Iswani mendesah-desah, "Ssh .. ssh .. Tok, mmh ..". Kuperlambat gerakanku untuk memperpanjang babak ini. Kudorong sisi kiri tubuh Iswani sehingga membelakangiku dan sama-sama menghadap kesamping kanan. Kurapatkan dadaku pada punggunya hingga bergesek. Kudorong lebih dalam batang kemenanganku dalam kenikmatan liang, lalu kugerakkan pinggulku maju mundur. Kedua tanganku memegang kedua payudaranya dari belakang badannya. Kucumbu tengkuk kirinya dan sesekali kukulum telinga kirinya. Beberapa saat kemudian tubuh Iswani bergetar sepanjang dengan klimkaksnya. Getaran klimaksnya seakan menghanyutkan pertahananku hingga akhirnya puncak ledakanku tak bisa kutahan lagi. Kepuasan yang kuperoleh mengantarkanku pada dunia mimpi. Rumus tertidur selama beberapa jam akhirnya aku terbangun oleh suara ketukan pintu. Setelah kukenakan celana pendek kubuka pintu, ternyata yang dihadapiku adalah Iswani yang telah dikembalikan kekamar setelah keluar entah kemana dan lama. “Ya ampun Tok, kamu baru bangun!”, Teriak Iswani. “Hmm .. emangnya kenapa Mbak?”, Tanyaku “Sudah jam berapa ini? Hampir jam 3 sore tahu! ”, Tanyanya yang kemudian dijawabnya sendiri dengan memilih jam diangkat. emangnya kenapa Mbak? ", tanyaku" Sudah jam berapa ini? Hampir jam 3 sore tahu! ”, Tanyanya yang kemudian dijawabnya sendiri dengan memilih jam diangkat. emangnya kenapa Mbak? ", tanyaku" Sudah jam berapa ini? Hampir jam 3 sore tahu! ”, Tanyanya yang kemudian dijawabnya sendiri dengan memilih jam diangkat.

Tanpa komentar sedikitpun aku meninggalkannya menuju kamar mandi sambil membawa pakaian ganti yang telah kuambil dari dalam tasku. Kamar mandi dan pakaian ganti dari kamar mandi. Kulihat Iswani duduk di depan meja dan mengeluarkan bungkusan yang berisi beberapa roti basah di atas meja. “Kamu sudah makan Tok? Pasti belum, kalau tidur kamu kok kuat sekali! ”, omelnya. “Mbak, boleh minta rotinya!”, Kataku dengan halus. "Makan aja, kalau tahu kamu baru bangun sudah kubelikan makan tadi", katanya. Setelah melahap 3 potong roti, aku bertanya, "Dari mana saja Mbak kok bisa roti enak?" "Tadi aku silaturahmi ke tempat saudara-saudara dan pulangnya dibawain ini", jawabnya. “Oh ya Tok, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tidak mengganggumu. Sekalian saja aku pamitan padamu jika dalam beberapa hari kedepan kita tak bisa ketemu lagi. Ini notanya kamar sudah saya bayar sampai malam ini, jadi pulang kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau terus terima bayar sendiri ya. Terima kasih banyak ya mau menemanin aku. ”, Kata Iswani dan mencium pipiku. Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya memuji "Terima kasih banyak, Mbak". Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara saya hanya dapat termenung. Tiba-tiba aku merasakan rasa puas menyelinap masuk ke dalam hatiku padahal sejak lama aku butuh bepergian jauh dengan kelangkaan waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini. jadi besok kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau mau terima bayar sendiri ya Terima kasih banyak ya mau menemanin aku. ”, Kata Iswani dan mencium pipiku. Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya memuji "Terima kasih banyak, Mbak". Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara saya hanya dapat termenung. Tiba-tiba aku merasakan rasa puas menyelinap masuk ke dalam hatiku padahal sejak lama aku butuh bepergian jauh dengan kelangkaan waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini. jadi besok kalau kamu keluar dari sini jangan kamu bayar lagi tapi kalau mau terima bayar sendiri ya Terima kasih banyak ya mau menemanin aku. ”, Kata Iswani dan mencium pipiku. Terkejut oleh ucapannya yang panjang dan mengagetkan aku hanya memuji "Terima kasih banyak, Mbak". Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara saya hanya dapat termenung. Tiba-tiba aku merasakan rasa puas menyelinap masuk ke dalam hatiku padahal sejak lama aku butuh bepergian jauh dengan kelangkaan waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini. Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara saya hanya dapat termenung. Tiba-tiba aku merasakan rasa puas menyelinap masuk ke dalam hatiku padahal sejak lama aku butuh bepergian jauh dengan kelangkaan waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini. Kemudian Iswani meninggalkan penginapan sementara saya hanya dapat termenung. Tiba-tiba aku merasakan rasa puas menyelinap masuk ke dalam hatiku padahal sejak lama aku butuh bepergian jauh dengan kelangkaan waktu yang lebih lama dari ini, tapi kali ini.

KISAH SEKS KISAH CINTA SATU MALAM KISAH SEKS KISAH CINTA SATU MALAM Reviewed by OvoQQ on May 27, 2019 Rating: 5
Powered by Blogger.