728x90

CERITA SEX ADIK MAMAKU MENGAJARIKU BERSETUBUH SECARA PROFESSIONAL

CERITA SEX - kompilasi itu aku baru berkembang 12 tahun, sebagai anak tunggal. Sewaktu orang tuaku sedang pergi keluar negeri. Teman baik ibuku, Tante Ina, yang meminta izin 26 tahun, meminta orang tuaku untuk tinggal dirumah menjagaiku. Karena harus keluar dari kota, Tante Ina akan menginap di rumah. Tante Ina badannya agak tinggi, rambutnya dipotong pendek sebahu, kulit putih bersih, dipotong ayu, pakain dan gayanya seksi. Tentu saja saya sangat setuju sekali untuk ditemani oleh Tante Ina.


Sungguh, setiap ada kesempatan aku suka bermain. Tapi belum pernah keluar, waktu itu aku masih belum mengerti apa2, hanya karena rasanya enak. Tante Ina juga belum datang. Setelah pulang sekolah, aku kekamar tidurku pulang aku-mijit2 mengirim ku sembari menghayalkan tubuh Tante Ina yang seksi. Kubayangkan seperti yang pernah ku lihat di majalah porno dari teman2 ku disekolah. Selagi asyiknya bermain bebas tanpa ku sadari Tante Ina sudah tiba dirumahku dan tiba2 membuka pintu kamar ku yang lupa ku kunci.

Dia sedikit tercengang waktu melihat ku diletakkan diatas ranjang bulat, sembari memegangi ku ku berdiri. Aduh malunya setengah mati, ketangkap basah lagi mainin burung. Segera ku tutupi pembunuhan ku dengan bantal, wajahku putih pucat. Melihat ku menantang, Tante Ina hanya tersenyum dan berkata “Eh, kamu sudah pulang sekolah JD, Tante juga baru datang”.

Baca Juga> ngentot yang sangat nikmat


Aku tidak berani menjawabnya. “Tidak perlu takut dan malu sama Tante, itu hal biasa untuk anak2 mainin burungnya sendiri” katanya. Aku tetap tidak berani berkutik dari tempat tidur karena sangat malu. Tante Ina lalu menambahkan, “Kamu terusin saja mainnya, Tante hanya mau membersihkan kamar kamu saja, kok”.

“Tidak apa2kan kalau Tante ikut melihat permainanmu”, sembari melirik meminta, dia kembali berkata “Kalau kamu mau, Tante bisa tulungin kamu, Tante pahami kok dengan permainanmu JD”, tambahnya sembari mendekatiku. “Tapi kamu tidak boleh melihat siapa2 yah, ini akan menjadi rahasia kita berdua saja”. Aku tidak bisa menjawab apa2, hanya mengangguk kecil Aku tidak mengerti apa maksudnya.

Tante Ina pergi kekamar mandi mengambil Baby Oil dan segera kembali kekamarku. Lalu dia berlutut dihadapan ku. Bantalku diangkat per-tanah2, dan saking takutnya, kuota segera mengecil dan segera ku tutupi dengan kedua telapak tangan ku. “Kemari dong, terima kasih Tante lihat permainanmu, Tante janji akan ber-hati2 deh”, katanya sembari membujukku.

Tangan ku dibuka dan mata Tante Ina mulai kebawah kearah selangkanganku dan perhatikan pembunuhan ku yang mengecil dengan teliti. Dengan per-lahan2 dia memegang koleksi ku dengan kedua jarinya dan menuruni, dengan tangan yang satu lagi dia meneteskan Baby Oil yang dikelapa penggemar ku, senyumnya tidak pernah mengeluarkan yang cantik. “Tante pakein ini diterbitkan rada licin, kamu pasti suka deh” katanya sembari mengedipkan sebelah matanya.

Malunya setengah mati, belum ada orang yang pernah melihat ku, apa lagi memegangnya. Hatiku berdebar dengan kencang dan wajahku merah karena malu. Tapi, nikmatilah, terasa halus dan hangat. “Jangan takut JD, kamu rebahan saja”, katanya membujuk ku. Setelah sedikit tenang mendengarkan suaranya yang halus dan meyakinkan, aku mulai dapat menikmati elusan meminta yang lembut.

Tanganku sangat mahir memainkan kontolku, setiap menyentuhnya membuatku bersemangat dengan kesenangan dan jauh lebih enak dari sentuhan tanganku sendiri. “Lihat itu sudah mulai membesar kembali”, kemudian Tante Ina melumuri Baby Oil itu menyelaraskan batang kemaluan ku yang mulai menegang dan kedua bijinya. Kemudian Tante Ina mulai mengocokin genggaman digenggamannya per-lahan2 sambil membuka lebar kedua pahaku dan mengusapi biji ku yang mulai panas membara.

Kemaluan ku terasa kencang sekali, berdiri tegak terlihatnya dihadapan muka Tante Ina yang cantik. Perlahan Tante Ina dapat membuka mukanya kearah selangkangan ku, seperti sedang mempelajarinya. Terasa bernapasnya hangat dihembus dipaha dan dibijiku dengan halus. Aku hampir tidak bisa percaya, Tante Ina yang baru saja ku khayalkan, sekarang sedang berjongkok antara selangkanganku.

Setelah kira2 lima menit kemudian, aku tidak bisa menahan rasa dari godaan jari2 dipindahkan. Pinggulku tidak bisa tenang hanya diranjang dan mulai mengikuti setiap irama kocokan tangan Tante Ina yang licin dan berminyak. Belum pernah aku suka begitu, semua kesenangan duniawi ini seperti berpusat tepat di tengah2 selangkanganku.

Mendadak Tante Ina kembali berkata "Ini pasti kamu sudah keluar, dari pada nanti kotorin BELI Tante hisap saja yah". Aku tidak mengerti apa yang dia maksud. Dengan tiba2 Tante Ina mengeluarkan lidahnya dan menjilat kepala kemaluannya lalu menyusupinya perlahan menjadi mulutnya.

Hampir saja saya melompat dari atas ranjang. Karena bingung dan kaget, aku tidak tahu harus membikin apa, kecuali membantainya dengan keras. Tangannya segera disusupkan kebawah pinggulku dan diangkat dengan cepat dari atas ranjang. Kemaluanku terangkat tinggi seperti diperagakan dihadapan mukanya. Kembali lidahnya menjilat kepala perwakilan dengan halus, sembari me-nyedot ke dalam mulutnya.

Bibirnya merah terlihat sangat seksi. Mulut dan lidahnya terasa sangat hangat dan basah. Lidahnya dipermainkan dengan sangat mahir. Matanya tetap memperhatikan mataku seperti untuk meyakinkanku. Tangannya kembali menggenggam bijiku kedua. Kepalanya tampak turun naik, ku berasa geli setengah mati. Ini jauh lebih nikmat daripada memakai.

Sekali2 Tante Ina juga menghisap kedua bijiku berganti dengan gigitan2 kecil. Dan perlahan-lahan kebawah menjilat lubang pantatku dan membuat lingkaran kecil dengan ujung lidahnya yang terasa sangat pembohong dan hangat.

Aku hanya bisa berpegangan penuh kebantal ku, sembari mencoba menahan rintihanku. Kudekap mukaku dengan bantal, setiap sedotan kurasa seperti yang aku menjerit. Napasku tidak bisa diatur lagi, pinggulku menegang, kepalaku mulai dari kenikmatan yang disiapkan tepat selangkanganku. Mendadak meluncurkan seperti saya akan meledak. Gen Domino 99 Terpercaya

Karena rasa takut dan panik, kutarik pinggulku kebelakang. Dengan seketika, ledakan ku seperti memiliki hidup sendiri, berdenyut dan menyemprot cairan putih yang lengket dan hangat kemuka dan kerambut Tante Ina. Seluruh badanku bergetar dari kenikmatan yang tidak pernah kualami sebelumnya. Aku tidak sanggup untuk menahan kejadian ini. Aku merasa telah melakukan sesuatu yang sangat besar.

Dengan napas yang ter-engah2, aku meminta maaf kepada Tante. Tapi Tante Ina hanya tersenyum lebar, dan berkata “Tidak apa2 kok, ini memang harus begini”, kembali dia menjilati cairan lengket itu mulai meleleh dari ujung bibirnya dan kembali menjilati semua masuknya cairan itu dari kuota bersih. “Tante suka kok, rasanya sedap”, tambahnya.

Dengan penuh pengertian, Tante Ina menerangkan cairan itu maniak udara dan wajar untuk dikeluarkan sekali2. Kemudian dengan penuh kehalusan dia membersihkanku dengan handuk kecil basah dan mencium ku dengan lembut dikeningku.

Setelah semuanya mulai mereda, dengan malu2 aku bertanya "Apakah perempuan juga melakukan hal seperti ini?". Tante Ina menjawab “Yah, kadang2 kita orang perempuan juga melakukan itu, tapi agak berbeda”. Dan Tante Ina berkata, "Kalau aku mau, dia bisa menunjukkannya." Tentu saja, aku akan melihat aku.

Jari2 tangan Tante Ina yang lentik dengan mulai dibuka kancing2 bajunya, memperagakan dapat yang putih. Waktu kutangnya dibuka buah dadanya melejit keluar dan tampak besar membusung dibandingkan dengan perutnya yang mengecil ramping. Buah kedua dadanya bergelayutan dan bergoyang dengan indah.

Dengan halus Tante Ina memegang kedua tanganku dan meletakannya di atas buah dadanya. Rasanya empuk, kejal dan halus sekali, ujungnya agak keras. Warna cokelat tua dan agak besar. Tante Ina memintaku untuk menyentuhnya. Karena belum ada pengalaman apa2, aku pencet2 saja dengan kasar. Tante Ina kembali tersenyum dan mengajariku untuk mengelusnya per-lahan2.

Putingnya agak sensitif, jadi kita harus lebih lembut di sana, katanya. Tanganku mulai me-raba2 tubuh Tante Ina yang putih bersih itu. Kulitnya terasa sangat halus dan panas membara di bawah telapak tanganku. Napasnya memburu setiap bagian yang disentuh tertentu. Aku mulai mengunjungi tempat2 yang disenangi.

Tidak lama kemudian Tante Ina memintaku untuk dicium. Saat aku mulai menghisap dan menjilat buah dadanya, putingnya terasa mengeras di dalam mulutku. Napasnya semakin men-deru2, membuat buah dadanya naik bergoyang dengan irama.

Lidahku mulai menjilatati dadanya sampai berkilat dengan air liurku Muka tampak gemilang dengan penuh gairah. Bibirnya yang berwarna merah merekah digigit seperti sedang menahan sakit. Roknya yang seksi dan ketat mulai tersibak dan kedua lututnya mulai melebar perlahan. Pahanya yang putih seperti susu mulai terbuka menantang dengan gairah dihadapanku.

Tante Ina tidak berhenti meng-elus2 dan memeluki tubuhku yang masih tertinggal dengan kencang. Tangannya menuntun kepalaku kebawah kearah perutnya. Semakin kebawah ciumanku, semakin terbuka kedua pahanya, roknya tergulung keatas. Aku bisa melihat pangkal paha dan terlihat sedikit bulu Mataku tidak dapat melepaskan pemandangan yang sangat indah itu.

Kemudian Tante Ina berdiri tegak dihadapanku dengan perlahan Tante Ina mulai membuka kancing roknya satu persatu dan membuka roknya terjatuh dilantai. Tante Ina berdiri dihadapanku seperti seorang putri khayalan dengan hanya memakai celana yang putih, tipis, dan seksi.

Tangannya ditaruh dipingulnya yang putih dan tampak serasi dengan kedua buah dadanya diperagakannya dihadapanku. Pantatnya yang hanya sedikit tertutup dengan celana dalam seksi itu bercuat menungging kebelakang. Tidak kusangka yang bisa dilihat wanita cantik dan menggiurkan. Aku sangat terpesona melihat wajah dan keindahan yang bercahaya dan penuh gairah.

Tante Ina juga harus dimainkan. Sambil merebahkan dirinya diranjangku, Tante Ina memintaku untuk menikmati bagiannya yang terlarang. Aku mulai me-raba2 pahanya yang putih dan celana yang agak demak dan bernoda. Pertama2 tanganku agak bergemetar, basah dari keringat dingin, tetapi melihat Tante Ina benar-benar menikmati semua tindakanku dan juga melihat menutup sayu, napasnya semakin mengencang.

Aku semakin berani dan lancang merabanya. Kadang2 jariku kususupkan ke dalam celana dimasukkan bulunya yang lembut. Celana dalam semakin membasah, celana dalam lebih dari sekarang. Pingulnya terangkat tinggi dari atas ranjang. Kedua pahanya semakin melebar dan tertelan jelas dari celana dalam yang sangat tipis itu.

Setelah beberapa lama, Tante Ina dengan merintih memintaku untuk membuka celana lengkap. Pinggulnya sedikit diangkat. Aku bisa menurunkan celana dalam kebawah.

Tante Ina berbaring diatas ranjang tanpa sehelai benangpun Disitu untuk pertama kali saya dapat menonton majalah wanita dari jarak dekat dan bukan hanya dari majalah. Bulu2 diatas kemaluannya tampak hitam lembut, tumbuh dengan halus dan rapi dicukur, sekitar pembunuhannya telah dicukur sampai bersih Prediksi Bola

Tante Ina membuka selangkangannya dengan lebar dan menyodorkan kewanitaannya kepadaku tanpa rasa malu. Sembari bangkit duduk ditepi ranjang, Tante Ina memintaku untuk berjongkok antara kedua pahanya untuk memperhatikan vaginanya dari jarak dekat. Dengan penuh semangat kedua jarinya mengungkap bibirnya yang berwarna hitam dan ke-hitam2an dan memperagakan semua lubang vagina yang basah dan berwarna merah muda.

Dengan nada yang ramah, Tante Ina menggunakan jari sendiri, dengan halus, lalu merangkai satu persatu seluruh tubuh bagian bawahnya. Tempat2 dan cara2nya untuk menyenangkan seorang wanita. Kemudian Tante Ina mulai menggunakan jari tangan ku untuk di-raba2kan kebagian tubuh bawahnya. Rasanya sangat hangat, lengket dan basah. Klitorisnya semakin membesar kompilasi aku menyentuhnya.

Aroma dari vaginanya mulai memenuhi udara, aromanya menyenangkan dan menyenangkan bersih. Dari dalam lubang vaginanya per-lahan2 cairan keluar lengket berwarna putih dan kental dan mulai melumuri semua permukaan lubang vaginanya. Memanggil apa yang dia lakukan dengan air maniku, aku kembali bertanya “Boleh ngga aku meminta air mani Tante?” Tante Ina hanya mengangguk kecil dan tersenyum.

Perlahan aku mulai menjilati pahanya yang putih dan sekitar lubang vagina Tante Ina yang merah dan lembut. Cairan nya mulai mengalir keluar dengan deras keselangkangannya. Lidahku coba tetesan itu dan ikuti aliran cairan itu sampai balik keasal lubangnya. Rasanya rada keasinan dengan mudah sangat khas, tidak seperti kata orang2, Tante Ina cairan sangat bersih dan tidak mudah digunakan.

Tante Ina, aku tahu yang bisa menjilatinya terus2an, karena aku sangat menyukai rasanya. Tante Ina mendadak menjerit kecil kompilasi lidahku mengatur klitorisnya. Aku tersentak takut karena mungkin aku harus sakit. Tapi Tante Ina kembali menjelaskan itu hal biasa jika seseorang mengerang waktu enak.

Semakin lama, aku semakin berjuang untuk menjilati dan menghisapi semua lubang vagina dan klitorisnya. Pinggulnya diangkat naik tinggi. Tangannya tidak berhenti memeras buah dadanya sendiri, cengkramannya semakin menguat. Napasnya sudah tidak beraturan lagi. Kepalanya terbanting kekanan dan kekiri.

Pinggul dan pahanya kadang2 mengejang kuat, berputar dengan pembohong. Kepalaku berhasil tergoncang keras oleh dorongan dari kedua pahanya. Tangannya mulai menjambak rambutku dan mendorong kepalaku erat kearah selangkangannya. Dari bibirnya yang mungil itu keluar desah dan rintihan mengundang namaku, seperti irama ditelingaku. Keringatnya mulai keluar dari setiap pori-pori membuat kulitnya tampak bergemilang di bawah cahaya lampu.

Matanya sudah tidak memandangku lagi, tapi tertutup rapat oleh bulu mata yang panjang dan lentik. Sembari merintih Tante Ina memintaku untuk me-nyodok2kan lidahku menjadi lubang vaginanya dan meningkatkan iramaku. Seluruh mukaku basah tertutup oleh cairan yang bergairah itu.

Kemudian Tante Ina memintaku untuk memulai kembali dia juga dapat menghisap partisipasi kuambil. Setelah melumuri buah dadanya yang busung itu dengan Baby Oil, Tante Ina meng-gosok2kan dan menghimpit kontribusi ku yang sudah sulit dikembalikan buah dadanya, dan menghisapinya berganti. Kemudian Tante Ina memintaku untuk melengkapi di klitorisnya dan mendukungku untuk mengaktifkan jariku kelubang vaginanya. Dengan penuh gairah aku pertama kalinya menikmati gairah wanita itu dapat berasa begitu panas dan basah.

Otot vaginanya yang berubah terasa berdekup memijiti jari tanganku perlahan. Bibir dan lubang vaginanya tampak merekah, berkilat dan semakin memerah. Klitorisnya bercahaya dan membesar seperti ingin meledak. Setelah tidak beberapa lama, Tante Ina memintaku untuk membuka satu jariku menuju lubang pantatnya yang ketat. Dengan bersamaan waktu, Tante Ina juga masuki satu jarinya juga ke lubang pantatku. Tangannya dipercepat.

Pahanya mendekap kepalaku dengan keras. Pinggulnya mengejang keras. Terasa dilidahku urat2 sekitar dinding vaginanya berkontraksi keras kompilasi dia keluar. Aku menjerit keras ber-sama2 Tante Ina sembari memeluknya dengan penuh, kita berdua keluar hampir bersamaan. Kali ini Tante Ina menghisap habis semua air maniku dan terus menghisapi menelan ku sampai kering.

Setelah kami berbaring miring. Badan yang berkeringat dan lemas, terasa sangat hangat memeluki tubuh ku dari bagian belakang, kuping tetap menghangati dan mengenggam kontolku yang mengecil. Aroma dari yang baru saja kita lakukan masih tetap memenuhi udara kamarku.


Wajahnya tampak gemilang bercahaya menunjukkan kepuasan, senyumnya kembali menghiasi dilihat yang terlihat lelah. Lalu kita jatuh tertidur berduaan dengan angin sejuk lepas dari jendela yang terbuka. Setelah bangun tidur, kita mandi bersama. Waktu memilih Tante Ina menciumku dibibir dengan lembut dan meyakinkan yang nanti malam dia akan mengajari bagaimana ketika kejantananku dimasuki ke dalam kewanitaannya.

Selama hari itu, selama satu minggu penuh, setiap malam aku tidur dikamar tamu bersama Tante Ina dan dapatkan pelajaran yang baru setiap malam. Namun, setelah peristiwa itu, kita tidak pernah mendapat kesempatan kembali untuk memperoleh hubungan kami. Hanya ada acara sekali, waktu orangtuaku mengadakan pesta dirumah,

Tante Ina datang bersama pertimbangan. Didapur, waktu tidak ada orang lain yang melihat, Tante Ina menciumku dipipi sembari meraba kecanduan ku, tersenyum dan berbisik "Jangan lupa dengan rahasia kita JD". Dua bulan kemudian Tante Ina pindah ke kota lain bersama-sama pindah. Sampai hari ini saya tidak akan bisa melupakan satu minggu yang terbaik di dalam sejarah hidupku.

Dan aku sangat beruntung bisa mendapat seseorang yang bisa mengajariku bersetubuh dengan cara yang sangat sabar, sangat berprofesional dan semanis Tante Ina.

CERITA SEX ADIK MAMAKU MENGAJARIKU BERSETUBUH SECARA PROFESSIONAL CERITA SEX ADIK MAMAKU MENGAJARIKU BERSETUBUH SECARA PROFESSIONAL Reviewed by OvoQQ on June 29, 2019 Rating: 5
Powered by Blogger.