728x90

SEKS MALAM PETAMA YANG SANGAT MELELAHKAN

SEKS DI MALAM PETAMA YANG ASIK DAN MELELAHKAN 

Cerita sek - Masih terbayang dalam ingatanku perasaan bahagia dan lega saat selesai meminta ijab kabul di muka penghulu tadi pagi. Bahagia karena berhasil menyunting gadis yang kucintai, lega karena telah berhasil melewati percobaan dan rintangan yang sangat berat selama sebagian tahun hubungan kami. Kubagikan pengalaman malam pertamaku ini ke dalam Cerita Seks Malam Pertama Yang Menggairahkan.


Wangi melati harum semerbak sampai ke setiap sudut kamar pengantin yang dihiasi dominan merah jambu. Dan, di sisiku terbaring gadis yang sangat kucintai, berbalut daster tipis yang juga berwarna merah jambu. Matanya yang indah dan bening menatapku penuh rasa cinta, sementara jemarinya yang halus membelai lembut tanganku yang sedang memeluknya. Kulitnya tidak terlalu putih, tapi halus dan mulus. Dia, yang kukenal saat yang sama-sama duduk di bangku kuliah, yang menjadi incaran para pemuda di kampus, sekarang telah resmi menjadi istriku.

Malam ini adalah malam pertama kami sah untuk sekamar dan seranjang. Tidak ada lagi rasa takut atau khawatir dipergoki orang, tidak ada rasa lagi kesulitan-buru, dan juga tidak ada rasa lagi berdosa seperti yang kami rasakan dan alami selama berpacaran. Masa pacaran kami memang tidak terlalu "bersih", saling cium, saling raba bahkan hingga tingkat Berat Petting sering kami lakukan. Tapi, dengan rasa penuh sayang dan tanggung jawab, aku berhasil mempertahankan kesuciannya sampai saat ini. Aku bangga akan hal itu.

Suasana yang romantis ditambah dengan sejuknya bertiup AC sungguh membangkitkan nafsu. Kupeluk dia, kukecup keningnya lalu kuajak dia untuk meminta Yang Maha Kuasa seperti pesan mertua laki-laki Andaikan apa yang kami lakukan malam ini menumbuhkan benih dalam rahim, lindungi dan hindarilah dia dari godaan setan yang terkutuk. 
Dari kening, ciumanku hingga alis yang hitam lebat, ke hidung dan sampai ke bibirnya. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diterima dengan desahan nafas yang semakin memburu. Tanganku yang tadinya memeluk punggungnya, mulai menjalar ke depan, mulai menuju ke payudaranya yang cukup besar.

BACA JUGA: SAAT TIDUR PULAS KU INTIP BIBIKU

Sungguh pintar dia ini memilih daster yang berkancing di depan dan hanya 4 buah, mudah untuk tanganku untuk membukanya tanpa harus melihat. Tidak lama kemudian disetujui BH-nya berhasil dilepaskan oleh tanganku yang sudah cukup disetujui ini. Bukit kembar kedua dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster dan BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, dia juga telah berhasil membuka kancing piyamaku, melepaskan singlet dan juga celana panjangku. Hanya tinggal celana dalam saja-masing-masing yang masih tersisa tubuh telanjang kami berdua.

Kulepaskan ciumanku dari bibirnya, menjalar ke arah telinga, lalu kubisikkan kata-kata cinta yang ditolak. Dia tersenyum dan menatapku sambil berkata bahwa dia juga sangat mencintaiku. Kulanjutkan ciumanku ke lehernya, turun ke dadanya, lalu dengan sangat lambat, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya.

Kujilati dan kukulum menempatkan susunya yang sudah mengacung keras. dia mulai mendesah dan meracau tidak jelas. Sempat kulihat terpejam dan bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sungguh bertemu. Tanganku mengelus, meremas dan memilin di puncak bukit satunya lagi.

Aku tidak ingin buru-buru, aku ingin menikmati detik demi detik yang indah ini selesai. Berpindah dari satu sisi ke sisi satunya saja, diselingi dengan ciuman ke bibirnya lagi, siap mulai berkeringat. Tangannya semakin pembohong mengacak-acak rambutku, malah kadang-kadang menarik dan menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora. Satu-satunya kain yang masih tersisa.

Perlakuan yang sama kuterima darinya, membuat pembunuhanku yang sudah disetujui kerasnya mengacung gagah. Kubu bisa diselesaikan dengan tanganku, bisa dibuka, panjat naik ke paha. Berputar-putar, bergerak dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seakan tidak sengaja membahas yang tidak terlalu rumit tetapi terawat teratur. 
Sementara dia rupanya sudah tidak sabar, dibelai dan digenggamnya, aku didorong. Nikmat sekali. Meskipun hal itu sudah sering terjadi dalam kencan-kencan pembohong kami selama berpacaran, tapi kali ini rasanya lain. Pikiran dan konsentrasiku tidak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan tanganku naik ke atas, menuju ke kemenangannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, dan semakin memburu. Perlahan kubelai rambut memulai, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah. Kubelai dan kuputar-putar tonjolan daging kacang tanah yang sudah sangat licin dan basah. Tubuh dia mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas dan ke bawah.

Keringatnya semakin deras keluar dari butuh yang wangi. Ciumannya semakin ganas, dan mulai menggigit lidahku yang masih dalam mulutnya. Sementara pulih semakin ganas bermain di penjaraku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang dan melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur dibuka erangan panjang. Orgasme yang pertama harus berhasil kupersembahkan untuknya.

Dipeluknya aku dengan keras sambil berbisik, 
“Ohh, nikmat sekali. terima kasih sayang. ” 
Aku tidak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindihalikan, lalu dengan perlahan dia dari Kening, ke bawah, ke bawah, dan terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar rintihan panjang jadi lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat semakin basah. Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua tanganku meremas-remas setujunya yang padat berisi.

Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, dan sesekali kukunya yang tidak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmat rasanya. Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal meraih kenikmatan yang sangat besar. Perutnya terlihat naik dengan cepat, sementara memelukku kuat dengan kedua. 
Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya aku dengan gemas. Kutatap menangis dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk menunaikan tugasku sebagai suami. Tanpa kata, tapi sampai juga pecah. Sambil tersenyum sangat manis, segera diluncurkan.Perlahan, dengan tangan kuarahkan pensiunku menuju ke kewanitaannya.

Kugosok-gosok sedikit, kemudian dengan sangat lambat, kutekan dan kudorong masuk. dia merintih keras, dan karena mungkin kesakitan, mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata meleleh di sudut mata. Aku tidak tega, aku terima kasih! Kupeluk dan kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga. Setelah kembali beberapa lama, kucoba memulainya lagi, dan lagi-lagi gagal. Aku sangat mencintainya jadi aku tidak tega untuk terlukainya.

Malam itu kami tidur berpelukan dengan tubuh masih tidur. Dia meminta maaf, dan dengan tulus dan penuh kerelaan dia kumaafkan. Malam itu kami berdiskusi tentang perkosaan. Jika hubungan yang didasari oleh kerelaan dan rasa sayang saja susah, agak tidak masuk diakal jika seorang wanita diperkosa oleh seorang pria tanpa membuat wanita itu tidak sadarkan diri. Apakah si wanita pasti berontak dengan sekuat Tenaga?

Jam 10 malam kami berdua masuk kamar bergandengan mesra, diikuti oleh beberapa pasang mata dan olok-olok Saudara-Saudara Iparku. Tidak ada rasa jengah atau malu, seperti yang kami alami pada waktu mata Resepsionis mengambil langkah-langkah saat kami pacaran dulu. Olok-olok dan sindiran-sindiran yang datang dari mulut Saudara-Saudara Iparku, kutanggapi dengan senang dan bahagia.

Siang tadi, kami berdua membeli buku tentang Seks dan Perkawinan, yang ada di sana adalah gambar anatomi pria dan wanita. Sambil berpelukan bersandar di tempat tidur, kami baca buku itu halaman demi halaman, sebagian besar yang berkaitan dengan Seks. Sampai di halaman tentang Anatomi, kami menyarankan untuk membuka baju masing-masing.

Giliran pertama, dia membandingkan kontolku dengan gambar yang ada di buku. Walau belum disentuh, membunuhku sudah menggembung besar dan keras. dia mengelus dan membolak balik “benda” sambil memperhatikannya dengan seksama. Hampir saja dia mulai dan mengulumnya karena tidak tahan dan gemas, tapi kutahan dan kularang. Aku belum dapat mengubah.

Kemudian, kuminta dia berbaring telentang di tempat tidur, menarik lututnya sambil sedikit mengangkang. Mulanya dia tidak mau dan malu, tapi setelah kucium mesra, akhirnya menyerah. Aku mengambil posisi telungkup di bawahnya, muka dan mataku terus di atas vaginanya. Terlihat bagian yang merah darah, sungguh berhasil. Dengan dua jari, kubuka dan kuperhatikan bagian-bagiannya.

Seumur hidupku, baru kali ini aku melihat seorang wanita dengan jelas. Lebih sering melakukan oral, tetapi belum pernah melihat selain memerhatikannya karena selalu kulakukan dengan mata tertutup. Aku tahu itu klitoris bentuknya tidak bulat, tapi agak memanjang.

Aku bisa memanggil mana yang disebut Walikota Labia, Labia Kecil, Lubang Kemih, Lubang Senggama, dan yang membuatku sangat beruntung, aku bisa melihat apa yang dinamakan Selaput Dara, benda yang berhasil kujaga utuh selama 10 tahun. Jauh dari bayanganku selama ini. Selaput itu ternyata tidak bening, tetapi berwarna sama dengan yang lain, merah darah. Ditengahnya ada lubang kecil. Sayang aku tidak ingat lagi, seperti apa bentuk lubang tersebut.

Tidak tahan berlama-lama, segera kulempar buku itu ke lantai, dan mulai kuciumi dialog dia itu. Kumainkan klitorisnya dengan lidahku yang basah, hangat dan kasar, buat dia kembali mengejang, merintih dan mendesah. Kedua membebaskan menjepit kepalaku dengan penuh, seakan tidak rela untuk melepaskannya lagi.

Kupilin, kusedot, dan kumain-mainkan benda kecil dengan lidah dan mulutku. Berdasarkan teori-teori yang kuperoleh dari Buku, Majalah maupun VCD Porno, salah satu pemicu orgasme wanita adalah klitorisnya. Inilah saatnya aku mempraktekkan apa yang selama ini hanya jadi teori saja.

Dia semakin pembohong, bahkan sampai terduduk tetap menikmati kesenangan yang sangat besar. Dia lalu menarik pinggulku, jadi posisi kami menjadi berbaring menyamping berhadapan, tetapi terbalik. Kepalaku berada di depan pembunuhannya, sementara dia dengan rakusnya telah menelan dan mengulum kontolku yang sudah sangat keras dan besar. Nikmat tiada tara. Tapi, aku kesulitan untuk melakukan lisan terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta dia telentang di tempat tidur, aku naik ke atas lawan, tetap dalam posisi terbalik.

Kami pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol pertahananku menerima jilatan dan elusan lidahnya yang hangat dan kasar itu. Lebih saat dia mengeluarkan kemaluanku ke mulutnya seperti akan dipindahkannya, kemudian bergumam. Getaran pita suaranya seakan menggelitik ujung saudaraku. Bukan main nikmatnya.

Karena hampir tidak tertahankan lagi, aku segera mengubah posisi. Muka kami berhadapan, kembali kutatap giliran yang sangat indah itu. Kubisikkan itu aku sangat menyayanginya, dan aku juga bertanya apakah kira-kira dia akan tahan kali ini. Setelah mencium bibirku dengan gemas, dia memintaku untuk melakukannya pelan-pelan.

Kutuntun pembunuhanku menuju vaginanya. Berdasarkan gambar dan apa yang telah kuperhatikan tadi, aku tahu di mana kira-kira terletak Liang Senggamanya. Kucium dia, sambil kuturunkan pinggulku pelan-pelan. Dia merintih tertahan, tapi kali ini mendorong tidak lagi mendorong bahuku. Kuangkat lagi pinggulku sedikit, sambil bertanya apakah terasa sangat sakit. Dengan isyarat gelengan kepala, kutahu dia juga sangat diinginkannya.

Setelah kuminta dia untuk menahan sedikit sakit, dengan lembut tapi pasti kutekan pinggulku, kumasukkan kebebasanku sedikit demi sedikit. Kepalanya terangkat ke atas memegangi sakit. Kuhentikan usahaku, sambil kutatap lagi arah. Ada titik udara di sudut pandang, sambil sambil tersenyum dia menganggukkan tahan. Kuangkat sedikit, kemudian dengan sedikit tekanan, kudorong dengan kuat. Dia mengerang keras sambil menggigit kuat bahuku.

Kelak, bekas gigitan baru hilang setelah beberapa hari. Akhirnya, seluruh batang berhasilku berhasil masuk ke dalam lubang vagina dia tercinta. Aku bangga dan bahagia telah berhasil melakukan tugasku. Kucium dia dengan mesra, dan kuseka butir air yang mengalir dari leher. Dia membuka mata, dan aku bisa melihat dibalik kesakitannya, dia juga sangat bahagia.

Perlahan kutarik pembunuhanku keluar, kutekan lagi, kutarik lagi, cepat terus berulang-ulang. Setiap kutekan masuk, dia mendesah, dan kali ini, bukan lagi suara dari rasa sakit. Kurasa, dia sudah mulai bisa menikmatinya. Permukaan lembut dan hangat di dalam liang itu seperti membelai dan mengurut majalahku. Rasa nikmat tiada tara, yang baru kali ini kurasakan. Aku memang belum pernah bersenggama dalam arti sebenarnya sebelum ini.

Butir-butir keringat mulai membasahi tubuh kita berdua. Nafsu birahi yang telah lama tertahan terpuaskan lepas saat ini. Kepala dia mulai membanting ke kiri dan ke kanan, diiringi rintihan dan desahan yang membuat nafsuku semakin bergelora.

Tangannya memeluk erat tubuhku, sambil sekali-sekali kukunya menancap di punggungku. Desakan demi desakan tidak tertahankan lagi, dan sambil menancapkan batang kontolku dalam-dalam, kusemburkan sperma sebanyak-banyaknya ke dalam rahim dia. Aku kalah kali ini.

Kupeluk dan kuciumi wajah dia yang basah oleh keringat, sambil berucap terima kasih. Matanya yang bening indah menatapku bahagia, dan sambil tersenyum dia berkata, 
"sama-sama." Kami sadar baru kami lupa berdoa sebelumnya, tetapi mudah-meminta Yang Maha Esa selalu melindungi benih yang akan tumbuh itu.

Seprai merah jambu sekarang bernoda darah. Mungkin karena selaput dara dia cukup tebal, berwarna darahnya cukup banyak, bisa menembus ke kasur. Akan menjadi kenang-kenangan kami selamanya.

Malam itu kami hampir tidak tidur. Setelah selesai beberapa saat, kami lakukan lagi, lagi dan lagi. Entah berapa kali, tapi yang pasti, pada hubungan yang ke dua setelah tertembusnya selaput dara itu, aku berhasil membawa dia orgasme, bahkan lebih dari satu kali. Aku yang telah kehilangan banyak sperma, menjadi sangat kuat dan tahan lama, sehingga akhirnya dia kalah dan tergeletak dalam kesenangan dan memulihkan yang sangat sangat.

Saat ini, kami telah memiliki 3 orang anak yang lucu-lucu. Tapi gairah dan nafsu seperti tidak pernah padam. Dalam usia kami yang memulai 40 tahun, kami masih sanggup melakukan 2-3 kali, lebih dari satu kali dalam semalam.Nafsu yang didasari oleh cinta, memang tidak pernah padam. Aku sangat mencintai dia, begitupun yang kurasakan dari dia.

SEKS MALAM PETAMA YANG SANGAT MELELAHKAN SEKS  MALAM PETAMA YANG SANGAT  MELELAHKAN Reviewed by OvoQQ on June 10, 2019 Rating: 5
Powered by Blogger.